sedikit celah;

sedikit celah; layaknya jendela untuk kau lebih jauh mengenalku...

Jumat, 29 Mei 2009

Kondisi Kuku Menunjukkan Gejala Penyakit

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa kondisi kuku Anda dapat memberikan pertanda akan kesehatan Anda secara keseluruhan? Sedikit rona pucat di satu sisi, atau semburat kemerahan di sisi yang lain, beberapa kerutan atau memar, juga bisa merupakan tanda suatu penyakit. Masalah pada liver, paru-paru, dan jantung, adalah beberapa di antaranya. Coba lihat apakah kuku Anda terlihat seperti ini.

Rabu, 27 Mei 2009

Tips Ampuh Tangkal Penipuan di Facebook

Jakarta - Serangan phising (penipuan online) melalui Facebook semakin menggila. Vendor keamanan internet Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa kode jahat yang disebarkan melalui situs jejaring sosial ini 10 kali lebih efektif menginfeksi, dibandingkan dengan distribusi malware melalui email.

"Tipuan phising dapat berhasil dengan berpura-pura menjadi sesuatu yang pada awalnya terlihat legal untuk memancing korban. Tetap waspada dan lakukan tindakan pencegahan yang tepat merupakan kunci untuk tidak masuk ke dalam perangkap mereka," ujar David Emm, anggota Tim Penelitian dan Analisa Global Kaspersky Lab.

Untuk mengatasi serangan phising tersebut, simak tips ampuh dari Kaspersky, yang dikutip detikINET dari keterangan resminya, Jumat (22/5/2009):
1. Untuk situs seperti Facebook, buat bookmark untuk halaman login, atau mengetik URL secara langsung di browser address bar.
2. Jangan mengklik link pada pesan email.
3. Hanya mengetik data rahasia pada website yang aman
4. Mengecek akun bank Anda secara regular dan melaporkan apapun yang mencurigakan kepada bank Anda.
5. Cari tanda giveaway dari email phising: jika hal itu tidak ditujukan secara personal kepada Anda, jika Anda bukan satu-satunya penerima email, jika terdapat kesalahan ejaan, tata bahasa atau sintaks yang buruk atau kekakuan lainnya dalam penggunaan bahasa.
6. Menginstall software untuk kemanan internet dan tetap mengupdate anti-virus.
7. Menginstall patch keamanan.
8. Waspada terhadap email dan pesan instan yang tidak diminta.
9. Berhati-hati ketika login yang meminta hak Administrator.
10. Back up data anda.
Source: www.detikinet.com

Selasa, 26 Mei 2009

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Perkawinan yang Dapat dan Sering Mengakibatkan Perceraian

Ada berbagai kondisi yang mempengaruhi stabilitas perkawinan yang dapat dan sering mengakibatkan perceraian. Menurut Hurlock (1980) faktor-faktor tersebut ialah :

1. Jumlah anak

Lebih banyak perceraian terjadi karena pasangan tidak mempunyai anak atau hanya mempunyai beberapa anak dari pada karena pasangan mempunyai banyak anak. Hal ini terutama karena kedua tipe pasangan yang pertama dapat mengelola lebih baik dari pada tipe pasangan yang ketiga. Gambar di bawah menunjukkan betapa besar peran anak terhadap stabilitas keluarga.

Kepuasan dalam

perkawinan

Stabilitas

Anak-anak perkawinan

(Thornton, 1977) (dalam Hurlock, 1980).

2. Kelas social.

Kasus meninggalkan keluarga lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat kelas rendah, sedang perceraian banyak teradi pada kelompokj social masyarakat menengah ke atas dan kelompok atas.

3. Kemiripan latar belakang

Perceraian lebih banyak terjadi antara pasangan yang mempunyai latar belakang kebudayaan, suku, bangsa, agama, dan social ekonomi yang berbeda. Diantara sekian penyebab, perbedaan agama merupakan penyebab utama perceraian.

4. Saat menikah

Tingkat perceraian yang sangat tinggi khususnya terjadi pada orang yang menikah terlalu dini atau sebelum mempunyai pekerjaan yang mantap dan ekonominya belum kuat. Ada tiga alasan yang mendukung pendapat tersebut, yaiu:

a. Orang tahu bahwa ia masih bisa kawin lagi.

b. Orang yang buru-buru menikah nampaknya akan menghadapi masalah keuangan, sehingga proses penyesuaian perkawinan menjadi sulit.

c. Orang muda sering mempunyai konsep perkawinan yang romantis teapi ruwet sehingga menimbulkan kekecewaan yang tidak dapat dihindarkan.

5. Alasan untuk menikah

Orang yang terpaksa menikah karena pasangan wanitanya telah mengandung kemungkinan untuk bercerai jauh lebih besar daripada pernikahan biasa.

6. Kondisi saat pasangan menjadi orang tua

Makin pendek jarak interval antara saat menikah dan lahirnya anak pertama makin tinggi tingkat perceraian. Pasangan yang terlalu cepat menjadi orang tua tidak mempunyai cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi berkeluarga, sehingga mengakibatkan penyesuaian trehadap kedudukan mereka sebagi orang tua sulit.

7. Status ekonomi

Makin rendah status ekonomi keluarga, makin besar kemungkinan terjadinya perceraian atau salah satunya meninggalkan keluarga.

8. Model pasangan sebagai orang tua

Keberhasilan dan kegagalan perkawinan cenderung selalu ada dalam keluarga. Anak-anak dari keluarga bahagia, kecil kemungkinannya untuk ditinggal cerai dari pada keluarga yang tidak bahagia.

9. Posisi umum masa kecil keluarga

Satu-satunya pria dalam keluarga mempunyai kemungkinan bercerai sangat besar sedang satu-satunya wanita dalam keluarga mempunyai kemungkinan bercerai terkecil. Hal ini dapat mendukung fakta bahwa laki-laki tipe tersebut cenderung untuk meruska sedang wanita tipe tersebut belajar untuk memahami tanggung jawab. Anak pertama laki-laki juga mau memahami tanggung jawab ketika dia masih muda dan kecil kemungkinannya untuk bercerai. Anak wanita yang biasanya dengan keras ingin menaklukkan adik-adiknya mempunyai tingkat kemungkinan perceraian yang lebih tinggi.

10. Mempertahankan identitas.

Orang dewasa yang dapat merawat identitas setelah menikah dan yang mempunyai kesempatan untuk memperbaharui diri lebih kecil kemungkinannya untuk bercerai dari pada mereka yang kehidupan dirinya sangat dipengaruhi oleh keluarga.

Antara Sabar dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Semoga Dek Zaki Lekas Sembuh

Hari ini tadi sekitar pukul 8 ada sms masuk ke HP bapak dengan nomor baru.
"Bapak, nie zaq afi2. Aq skrng di Aisiyah Ponorogo. Patah tulang. Tapi gpp kok. He... Maaf yea!"
Membaca berita tersebut, Bapak langsung telpon balik. Dan ternyata benar, dek zaki sudah dibawa ke rumah sakit. Tadi sewaktu olah raga pagi, dek Zaki kecelakaan saat main bola. (Yaa Allah, lindungilah saudaraku satu-satunya). Ketika itu kebetulan Bapak juga lagi gerah (sakit) jadi beliau tidak berangkat ke kantor. Sedangkan Bunda udah berangkat pagi-pagi tadi. langsung aku nenangin Bapak dan kasih kabar ke Ibu. Lalu bantuin packing baju dan perlengkapan lainnya untuk segera berangkat ke ponorogo.

Saat aku nulis ini, Bapak dan Bunda masih di perjalanan. Kita belum tahu keadaan dek Zaki. Pikiranku pun tidak tenang. Dan hanya bisa terus berdoa, semoga keadaan dek Zaki jauh lebih baik dari yang kami bayangkan.. operasinya lancar dan lekas sembuh. Ya Allah, berilah hamba ketabahan, berilah dek zaki kesabaran dan sembuhkanlah sakitnya. Amiienn..

Mbak Nifa sayang kamu, Dek.. Istirahat dulu yah di sana. Maafin mbak belum jenguk ke sana. Ini jaga rumah. ini Bapak Ibu udah di jalan kok. Ditunggu yahh dek..

Senin, 25 Mei 2009

Lirik Iri - Intan RJ

Jangan menyalahkan diriku
Bila tak bisa menjaga sikap

Salahmu mengapa kau bawa
Dia di hadapan diriku

Kau tahu, aku menyukaimu
Kau tahu, aku menggilaimu
Setidaknya kau menjaga..
Perasaanku saja

Reff:
Memang aku iri aku iri saat ini padanya
Memang aku benci aku benci mengapa kau dengannya
Memang aku marah aku marah kau memilih dirinya
Memang aku iri aku memang ... mencintaimu

Aku tak ingin meihat dia
Bersamamu selama ku ada

Salahmu mengapa kau bawa
Dia di hadapan diriku

Kau tahu, aku menyukaimu
Kau tahu, aku menggilaimu
Setidaknya kau menjaga
Perasaanku saja

Back to Reff

Mencintaimu 3x

Memang aku benci aku benci padanya
Memang aku marah aku marah kau memilih dirinya
Memang aku iri aku memang mencintaimu

Back to Reff

Mencintaimu 2x

Jumat, 22 Mei 2009

Ketika Waktu Memanggilku Mencinta



Kala itu..

Sapuan surya senja terurai

Pertemuan meninggalkan nama

Pertemuan mengucap perjalanan kita

Habis terbit..

Di muka bangunan hijau kau datang

Tak sempat beralasan lagi, akhirnya kutemui

Bertemu waktu..

Waktu..

Tertinggal Ruang..

Dan seterusnya kita menjalani skenario rasa dari Tuhan

Tuhan hanya memilih kita

(Hmmm...tahukah? Cuma aku dan kamu yang sanggup memutar ulang ingatan itu, sayang)

Cerita-cerita tentang waktu tak ada habisnya

Hingga waktu memanggilku mencinta

Perjalanan rasa tak hentinya

Dia alurkan untuk kita

Hingga waktu memanggilku semakin mencinta

(itu yang kurasakan)

.....akhhh........tapi....

Akankah lajunya terhenti oleh masa lalu?

Kembalinya memutar-mutar waktu

Tak dapat ditebak apa maunya hati

Akankah waktu memanggil cinta lalu?

Kontaknya menusuk bagai sembilu

Tak mengerti apa mau orang itu

Tak cukup terpanggil nada-nada cemburu yang membara

Cintaku atau cintanya yang terpanggil melepasmu?


Asa ini..

Waktu-Mu masih memanggilku mencintamu


Special written by:

Evidanika Nifa Mertia

Blogger Tertua di Dunia Tutup Usia

Kecintaan Maria Amelia Lopez untuk ngeblog akhirnya harus dihentikan oleh denyut yang tak lagi berdetak. Wanita asal Spanyol yang sempat ditasbihkan sebagai blogger tertua di dunia itu kini telah berpulang di usianya yang ke 97 tahun.
Lebih lengkapnya klik di sini

Kamis, 21 Mei 2009

Sharing n Konseling

Atas permintaan pembaca, maka dibuka rubrik Sharing n Konseling. Silakan bagi yang ingin share untuk mengirim email ke gmail saya (selaksajingga@gmail.com). Insya Allah akan saya balas. Terima kasih.

Rabu, 20 Mei 2009

ANALISIS- INDIVIDUAL DIFFERENCES - PERBEDAAN PRIA DAN WANITA

Apakah karakteristik pria dan wanita sebagai berikut?

Karakteristik Pria

Karakteristik Wanita

  • Maskulin
  • Rational
  • Tegas
  • Persaingan
  • Sombong
  • Orientasinya dominasi
  • Perhitungan
  • Agresif
  • Objektif
  • Fisik
  • Feminin
  • Emosional
  • Fleksibel/ plin-plan
  • Kerja sama
  • Selalu mengalah
  • Orientasinya menjalin hubungan
  • Menggunakan insting
  • Pasif
  • Mengasuh
  • Cerewet

Pikologi Pria

Secara fisik pria memang berbeda dengan wanita, demikian pula segi kejiwaannya. Beberapa hal berikut ini menunjukkan sifat-sifat pria pada umumnya adalah:

1. Keberadaan pria berdasarkan pikiran atau rasio yang terbentuk dari pengalaman dan bersifat berbuat. Dalam kehidupannya pria lebih banayk berbuat dan bekerja seringkali “rumahnya” di luar, yaitu di tempat di mana ia bekerja. Berbagai permasalahan kehidupan ia berpegang pada prinsip-prinsip yang rasional yang rasional ketimbang emosional. Oleh karena itu seringkali kritik yang dilontarkan ialah pria kurang mempunyai perasaan.

2. Kalau pun pria mempunyai perasaan, maka perasaan itu merupakan fungsi penolong bagi perbuatan-perbuatan rasionalnya.

3. Dalam hal “iri hati”, pada pria kurang ketimbang wanita.

4. Dalam hal bercinta bersifat “aktif-agresif” sedangkan pada wanita bersifat “pasif agresif”. Pria lebih didorong oleh pemenuhan biologis, sedangkan wanita lebih mengutamakan pemenuhan kasih sayang atensi, perasaan aman dan terlindung (Hawari, 1997).


Psikologi Wanita

Secara garis besar karakter wanita umumnya dapat disebutkan sebagai berikut (dalam hal perbedaan yang menyolok dengan pria):

1. Dalam menghadapi berbagai masalah wanita lebih intuitif ketimbang pria (feeling). Intuisi jauh lebih kuat ketimbang pria, sebaliknya dengan rasio.

2. Wanita mempunyai kemampuan menyesuiakan diri (adaptasi) yang lebih baik ketimbang pria.

3. Dalam hal pengertian “cinta”, wanita lebih menitikberatkan pada segi psikologis, sedangkan pria lebih pada segi biologis.

4. Wanita menyukai hal-hal yang konkret dan kecil-kecil, lain halnya dengan pria lebih menyukai hal-hal yang abstrak dan global sifatnya.

(Hawari, 1997)

Membongkar Kekeliruan Psikologi

Dalam analisis “Dari Psikologi Androsentris ke Psikologi Feminis: Membongkar Mitos-Mitos Perempuan”, Jalaludin Rahmat memaparkan mengenai pensubordinasian perempuan di dalam dunia psikologi yang telah berlangsung sejak ilmu tersebut berkembang. Beliau menggambarkan secara popular bagaimana perempuan menghadapi banyak pendefinisian yang menggunakan standar laki-laki dalam menilai dan “mengukur” perempuan.

Pada tahun 1968, psikolog Naomi Weisstein, setelah melacak literature psikologi pada waktu itu menulis dengan berang, “Psikologi sama sekali tidak membicarakan keadaan perempuan yang sebenarnya, apa yang mereka butuhkan, apa yang sesungguhnya mereka inginkan, karena psikologi memang tidak tahu” (dikutip dari Morgan, 1970:268). Keberangan itu disampaikannya pada sidang The American Studies Association, University of California. Ia memberi judul pada makalahnya “Kinder, Kuche, and Kirche” as Scientific Law: Psychology Construst the Female. Psikologi telah menggambarkan perempuan sebagai makhluk yang kecenderungan psikisnya hanyalah untuk memelihara anak-anak (kinder), memasak (Kuche), dan beribadah (Kirche). Tiga kini yang dianggap sebagai “teori ilmiah” walaupun sebenarnya lahir dari ideology status quo yang ingin mempertahankan keistimewaan laki-laki. “Teori ilmiah” ini sebetulnya hanyalah stereotype. Tapi para psikolog menjustifikasi Kinder dengan mengajukan teori naluri keibuan (maternal instinct). Memelihara anak-anak, menjalankan tugas keibuan (mothering mandate) telah ditentukan secara biologis. Untuk mendukung gagasan bahwa perempuan tidak perlu melibatkan diri dalam kegiatan ilmiah dan bahwa dapur (Kuche) dan gereja (Kirche) adalah tempatnya yang sejati, psikolog menciptakan hipotesis variabelitas. Secara Psikologis, perempuan memang berbeda dengan lelaki. Mereka memiliki kecerdasan yang lebih rendah, struktur otak yang kurang terspesialisasi, dan kepribadian yang lebih emosional dibandingkan dengan lelaki (Rahmat:1994).

Pada masa ketika Weisstein mengemukakan makalahnya, lahir sebuah gerakan untuk meninjau kembali seluruh bidang psikologi. Pada awal 1970-an, kaum feminis memusatkan perhatian pada upaya membongkar mitos-mitos tentang perempuan yang terdapat pada psikologi sebelumnya. Penelitian mereka mengungkap sejumlah kekeliruan dalam psikologi ketika menjelaskan perempuan. Kekeliruan-kekeliruan tersebut ialah:

1. Penelitian psikologi jarang sekali menjadikan perempuan sebagai subyek studi.

Masalah perempuan dianggap kurang penting dibandingkan dengan masalah yang dihadapi oleh lelaki. Seringkali juga studi psikologis sedikit sekali mengambil perempuan atau hanya menggunakan lelaki sebagai sample penelitian dan menggeneralisasikan hasilnya untuk kedua jenis kelamin.

Erikson melahirkan model “the eight stages of man.” Seharusnya saya menerjemahkan sebagai delapan tahap perkembangan manusia atau lelaki. Para psikolog perempuan sudah melihat bahwa teori perkembangan Erikson ini sangat bias kepada lelaki. Saya ingat betapa tersinggungnya saya ketika, sebagai mahasiswa membaca pertama kali teori “the eight of man”…tahap-tahap yang tampaknya tidak pas pada perempuan…sangat mencemaskan…saya tidak mengalami krisis itu seperti urut-urutan yang benar,”kata Carol Tarvis (1992:36) yang dikutip dalam Rahmat (1994). Karena itu saya menerjemahkan teori delapan tahap perkembanan lelaki. Contoh-contoh yang diambil Erikson semuanya lelaki. Di Amerika yang diambil adalah remaja lelaki dari kelompok menengah WASP (White Anglo-saxon Protestans). Di Jerman, yang diambil sample adalah Hitler muda. Dan di Rusia, Maxim Gorky. Jadi seperti Freud, erikson hampir tidak mempelajari perempuan. Ini membawa kita pada kekeliruan yang kedua.

2. Teori-teori psikologi dibangun dengan menggunakan lelaki sebagai norma, dan perilaku perempuan dipandang sebagai penyimpangan.

Banyak teori psikologi –seperti teori motivasi berprestasi (dari McClelland), teori kategori social, teori perkembangan moral –berasal dari penelitian yang menggunakan subyek laki-laki saja. Kalau kenyataan pada perempuan berbeda, kita harus menyimpulkan memang perempuan itu tidak normal. Ada maker diam-diam di antara psikolog bahwa perempuan harus menyesuaikan diri dengan stereotype lelaki.

3. Stereotype perempuan dianggap sebagai gambaran perempuan yang sebenarnya.

Konon perbedaan kecerdasan itu bermula dari perbedaan otak. Lebih dari seratus tahun yang lalu Gustave Le Bon menulis, “…sejumlah besar perempuan mempunyai otak yang ukurannya lebih dekat dengan otak gorilla daripada dengan otak lelaki yang paling maju. Rendahnya (tingkat otak perempuan) ini begitu jelas sehingga tidak seorang pun dapat membantahnya sekarang ini. Hanya masalah tingkat kerendahannya saja yang dapat didiskusikan.” (dikutip daru Gould, 1981:104-105 dalam Rahmat, 1994).

The Differences between a Man and a Woman yang ditulis oleh T.Lang dengan tegas menunjukkan kelemahan kecerdasan perempuan. “harus dinyatakan secara tegas,” ujar Lang, “bahwa pemikiran konseptual hanya terdapat pada intelek lelaki…tapi tidak perlu juga perempuan enggan untuk menyatakan bahwa ia lebih sensitive dalam emosinya dan kurang dikendalikan oleh inteleknya. Kita hanya mengatakan perbedaan yang memang diperlukan untuk peran istimewa yang dimainkan perempuan…Tengkoraknya lebih kecil dari otak lelaki; dan tentu saja juga otaknya. “Betulkah otak perempuan berbeda dengan otak lelaki?” Hipotesis perbedaan otak itu rupanya tidak ditunjang oleh bukti empiris yang kuat. Tapi, inilah salah satu contoh bagaimana stereotype dijustifikasikan dengan penelitian ilmiah dan sekaligus contoh dari kekeliruan keempat (Rehmat, 1994).

4. Perbedaan perilaku perempuan dipandang sebagai akibat perbedaan anatomi dan fisiologi

Seratus tahun yang lalu, para ilmuwan berusaha menunjukkan bahwa ukuran rata-rata otak lelaki lebih besar dari ukuran rata-rata otak perempuan. Belakangan ini diketahui, otak lelaki lebih besar karena berat dan tinggi tubuhnya pun lebih besar. Para ilmuwan kemudian sibuk mencari perbedaan otak lainnya. Dengan gembira mereka menemukan bahwa parietal lobes perempuan lebih besar, tapi frontal lobesnya lebih kecil. Jadi inilah yang menyebabkan perempuan kurang intellectual. Sayangnya, tidak lama setelah itu dilaporkan bahwa justru bagian otak yang ada hubungannya dengan intelek adalah parietal lobes. Akibat logisnya, berdasarkan struktur otaknya perempuan justru seharusnya lebih pintar. Panik melanda laboratorium otak. Sampai sekarang, para ilmuwan berusaha mencari penjelasan tentang perbedaan prestasi ilmiah antara jenis kelamin ini dengan membelah-belah otak dan tidak lagi menimbangnya (Rahmat,1994).

5. Berkenaan dengan psikologi perempuan, para peneliti sering melupakan konteks social yang membentuk perilaku itu.

Greetz, sebagai antropolog, tahu betul bahwa perbedaan perilaku antara dua jenis manusia ini lebih banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dari pada oleh factor biologis, oleh konteks social dari pada mekanisme hormonal atau strategi genetic. Kalau daftar panjang hadiah Nobel didominasi oleh lelaki, itu karena lelaki lebih banyak memperoleh peluang pendidikan dari pada perempuan. Bukankah kalau biaya terbatas dan Anda harus memilih apakah menyekolahkan Ujang atau Nyai, Anda akan memilih Ujang? Kalau perempuan menangis, bukan karena mereka lebih emosional, tetapi karena norma-norma social membiarkan perempuan menangis dan “menegecam” lelaki yang menangis. Sebaliknya dari para sosio-biolog, kita akan menemukan bahwa kebudayaanlah –melalui stereotype –telah membentuk perempuan menjadi pasif, melankolis, atau penurut. Dengan sangat menyedihkan, konteks social inilah yang sering dilupakan oleh para psikolog (Rahmat, 1994).

Setelah mengikuti uraian di atas, bisakah kita menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan? Menurut Jalaludin Rahmat “tidak bisa”. Keduanya berbeda dalam dua hal:

1. Berada dalam konteks biologis

2. Berada dalam konteks social

Jenis ditentukan oleh perbedaan biologis komposisi genetic dan fungsi serta anatomi reproduktif. Semua mamalia mempunyai dua jenis: jantan dan betina. Begitu seorang anak manusia lahir, kita segera mengetahui jenisnya –apakah lelaki atau perempuan –dari alat kelaminnya. Tapi, ketika Anda berjumpa dengan seseorang di jalan, Anda tidak dapat mengetahui seseorang itu laki-laki atau perempuan dengan meneliti lat kelaminnya. Terlalu riskan. Anda mungkin akan dikeroyok orang. Dari mana Anda tahu bahwa Ami itu perempuan? Dari pakaiannya, dari caranya mengatur rambutnya, dari gayanya berbicara, dan isyarat dan gerak tubuhnya. Inilah yang disebut gender (Rahmat, 1994).

Selama ini masyarakat di mana kita tinggal lah yang menciptakan sikap dan perilaku berdasarkan gender, yang menentukan apa yang seharusnya membedakan perempuan dan laki-laki. Keyakinan akan pembagian tersebut diwariskan secara turun-temurun, melalui proses belajar di dalam keluarga dan masyarakat, melalui kesepakatan social, bahkan tidak jarang melalui proses dominasi. Artinya, proses sosialisasi konsep gender kadang dilakukan dengan cara halus maupun indoktrinasi. Proses situ menuntut setiap orang (lelaki dan wanita) berpikir, bersikap bertindak sesuai dengan ketentuan social budaya di mana mereka tinggal (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2004). Misalnya ketika Amin dikhitan dan dihadiahi mainan pistol-pistolan yang maskulin sedangkan Rina diikat rambutnya dengan pita kemudian dibelikan mainan boneka oleh ibunya yang menunjukkan penanaman femininitas dan sifat keibuan.

Konsep gender menyebabkan terbentuknya stereotype yang ditetapkan secara budaya atau hal umum tentang karakteristik gender yang spesifik, berupa karakteristik yang berpasangan yang dapat menggambarkan perbedaan gender. Dapat dilihat bahwa hal itu dibentuk saling bertentangan, tetapi karakteristiknya saling berkaitan.

Karakteristik Laki-laki

Karakteristik Perempuan

  • Maskulin
  • Rational
  • Tegas
  • Persaingan
  • Sombong
  • Orientasinya dominasi
  • Perhitungan
  • Agresif
  • Objektif
  • Fisik
  • Feminin
  • Emosional
  • Fleksibel/ plin-plan
  • Kerja sama
  • Selalu mengalah
  • Orientasinya menjalin hubungan
  • Menggunakan insting
  • Pasif
  • Mengasuh
  • Cerewet

Padahal sebenarnya, karakteristik atau sifat-sifat tersebut dapat dipertukarkan, artinya ada laki-laki yang emosional, cerewet, lemah lembut, dan ada pula perempuan yang rasional, sombong, objektif, kuat.

Penafsiran Alqur’an tentang Perbedaan Pria dan Wanita

Kitab-kitab klasik ajaran Islam seperti tafsir, tidak asing kaum laki-laki lebih digambarkan lebih superior dari kaum wanita. Biasanya argument penguatan tersebut adalah Q.S.An-Nisa: 34.

Terjemahan:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

“Laki-laki adalah pemimpin atas perempuan, lantaran Allah telah melebihkan sebagian dari mereka atas kebahagiaan.”(pangkal ayat 34). Di sini mulailah diterangkan apakah sebab yang terpenting maka dalam pembagian harta pusaka laki-laki mendapat dua kali bagian dari perempuan, dan mengapa laki-laki yang membayar mahar, mengapa kepada laki-laki jatuh perintah supaya menggauli istrinya dengan baik (Hamka, 1983).

Di dalam ayat ini tidak langsung datang perintah mengatakan wahai laki-laki wajiblah kamu menjadi pemimpin. Atau wahai perempuan, kamu mesti menerima pimpinan. Yang diterangkan lebih dulu adalah kenyataan. Tidak pun ada perintah, namun kenyataannya memang laki-lakilah yang memimpin perempuan. Sehingga kalau datanglah misalnya perintah, perempuan memimpin laki-laki, tidaklah bisa perintah itu diberjalan, sebab tidak sesuai dengan kenyataan hidup manusia. Laki-laki memimpin perempuan, bukan saja pada manusia, bahkan binatang pun (Hamka, 1983).

Diterangkan sebab yang pertama di dalam ayat, ialah lantaran Allah telah melebihkan sebagian dari mereka, yaitu laki-laki atas yang sebagian itu perempuan. Lebih dalam tenaga, lebih dalam kecerdasan, sebab itu lebih pula dalam tanggung jawab. Misalnya berdiri rumah tangga (ayah, ibu, anak). Dengan sendirinya— meskipun tidak disuruh—laki-lakilah, yaitu si ayah yang menjadi pimpinan. Ibarat batang tubuh manusia, ada kepala, ada tangan dan kaki, ada perut. Semuanya penting, tetapi yang kepala tetap kepala (Hamka, 1983).

Agama Islam mewajibkan bagi laki-laki membayar mahar kepada istri yang akan dikawini. Mahar adalah seakan-akan mengandung undang-undang yang tidak tertulis tentang tanggung jawab, bahwa mulai mahar dibayar si istri menyerahkan pimpinan atas dirinya kepada suaminya. Bangsa-bangsa barat mempunyai adat bahwa perempuanlah yang membayar mahar kepada suaminya. Yang juga mengandung undang-undang yang tidak tertulis, bahwa laki-laki menerima mahar istrinya itu, menjadi kewajibanlah baginya membela dan memimpin istri itu, sebab mulai saat itulah ia lepas dari tanggung jawab ayah dan bundanya (Hamka, 1983).

Dalam Q.S.An-Nisa:34 dijelaskan bahwa ada dua alas an mengapa laki-laki (suami) qawamun atas perempuan. Pertama ialah “karena Allah telah melebihkan mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain.” Kedua ialah “karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari sebagian hartanya (Syafruddin, 1994).

Diperlukan penafsiran baru

Apabila basis superioritas laki-laki atas wanita dalam Alqur’an dan masyarakat bersifat relative tergantung pada kualitas masing-masing individu dan sama sekali bukan bersifat gender, maka penafsiran Alqur’an yang bias laki-laki selama ini harus dirumuskan kembali (Syafruddin, 1994).

Amina Wadud Muhsim menyatakan bahwa kalimat laki-laki adalah qowamun atas perempuan tidaklah dimaksudkan bahwa superioritas itu melekat pada setiap laki-laki secara otomatis sebab hal itu hanya terjadi secara fungsi onal, yaitu selama yang bersangkutan memenuhi criteria Alqur’an: memiliki kelebihan dan memberikan nafkah. Dan ini jelas tidak hanya berlaku bagi laki-laki melainkan juga bagi perempuan. Ayat itu sendiri tidak menyebutkan laki-laki otomatis superior atas perempuan. Yang dinyatakan adalah bahwa “Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki (ba’dhahum) atas sebagian yang lain.” (Syafruddin, 1994).


Daftar Pustaka

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Modul. Penyadaran Gender Bagi Pendidik. Propinsi Jawa Tengah: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamka. 1983. Tafsir Al Azhar Juzu’ V. Jakarta: Pustaka Panjimas

Hawari, Dadang. 1997. Alqur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakartta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

Rahmat, Jalaludin. 1994. Analisis Dari Psikologi Androsentris ke Psikologi Feminis Membongkar Mitos-mitos tentang Perempuan. Ulumul Qur’an. No.5 dan 6, vol.V, 12-28.

Syafruddin, Didin. 1994. Analisis Argumen Supremasi atas Perempuan Penafsiran Klasik Q.S. An Nisa: 34. Ulumul Qur’an. No.5 dan 6, vol.V, 4-10.

Akreditasi Kampus Psiko mu Keluar Lohhh... (Lets pray 2gether) bow our head..

Gosip hangat di kampus psikologi hari ini ...
*besok libur (ye, semua dah pada tau yak? huuuu)
Kuurungkan niat untuk gosip akh, ndak duso kan dilarang agama ta bergunjing. Cuma lagi ada info seminggu lagi akreditasi. Semoga akreditasi yang keluar A untuk kampus Psiko tercinta ini. Hmm...

Btw, kapan coba aku seminarnya? Malah nih denger2 harus ikut minimal 5x seminar orang lain baru bisa seminar proposal.. akh ada2 aja. Mau lulus aja kok di ngel2. Masya allah.. mudah2an aku bisa selalu sabar dan ikhlas menjalani ini mua. Aku sendiri sudah butek banget ditanyain sapa2 kapan wisuda dll. Ohh, begini nih nasib semester akhir. padahal usia n wajah qyue kan masih seimoet ini.. heehehe..

Ga papa, harus tetep semangat, Nif! Terus berjuang!! Maju perut, pantat mundur.
rawe-rawe rantas, malang-malang jogja solo. haiyah!

Salam terakhir (tapi bukan salam karena mu meninggalkan dunia yang indah ini), wad temen-temenku di psikologi UNS, yang jarang2 nongol n ketemu di kampus, pada sibuk dengan masa depan masing2 (ada yg ngerjain skripsi, kerja, pacaran alias persiapan married, etc) mwaaaachhh kangen ma kalian mua. Saling mendoakan yea... Sukses selalu!

Minggu, 17 Mei 2009

Penting

Wad sesama rekan-rekan artis, Nifa minta maaf... semalam aku gak bisa hadir di acara Indonesian Movie Awards.

Sabtu, 16 Mei 2009

Psikoterapi Untuk Orang Yang Akan Meninggal Dunia

"Dokter memvonis saudara kamu hanya berumur dua tahun lagi".
Tiba-tiba kamu merasa iba mendengar berita tersebut. Sebagai saudara perasaan kamu pasti ikut kacau, apalagi apa yang dirasakan oleh orang tersebut.
Okeyh, di sini akan diulas mengenai psikoterapi untuk orang yang akan meninggal. Kebetulan tadi aku lagi baca-baca jurnal penelitian tentang hal tersebut. Namun, sayangnya dalam bahasa Inggris. Aku pikir, readers udah pada pandai bahasa Inggris, jadi aku cuplikkan kesimpulan jurnal tersebut.

What Can Psychotherapy Offer the Dying Person?

Basically psychotherapy offers the dying person much the same that it offers anyone - a supportive relationship in which the individual has opportunities to work on significant personal concerns. The unique life situation of the dying person places limits on the process of therapy and demands greater modesty on the part of therapists regarding possible outcomes. Regardless of theoretical orientations therapists working with dying patients rely first and foremost on communication. Therapy is best used as a forum for exchanging information, educating, expressing fears, and discussing needs.

What are the Goals of Therapy with Dying Patients?
The major goals of therapy with the dying patient can be summarized in a few simple statements.
1. To allow open communication with patients regarding their conditions, and to provide honest, factual information about those conditions.
2. To facilitate the expression of important emotions and to help patients learn to manage these emotions as well possible under the circumstances.
3. To provide a relationship in which patients can experience support in the confrontation with death.
4. To intervene between patients and other significant people such as family, friends, and medical staff.

(Nah, bagi temen2 yang mau jurnal tersebut kontak ajah emailku, tar aku kirimkan gituu... Met belajar yagh!)

Regards..

Jumat, 15 Mei 2009

Syarat-syarat Pakaian yang Memenuhi Rasa Keindahan, Peradaban, dan Kesusilaan

Sekarang nih jaman pake baju kurang2 kain. Masya allah semua aurot keliatan. Aku inget betul. Saat aku kecil, duduk dengan rok menyingkap sedikit aja udah di"ssttt" sama simbah/eyang. Tapi yang ada sekarang? di mall n everywhere, wanita2 mempertontonkan aurotnya dengan gratisnya. Celana yang super duper pendek, baju tanpa lengan alias kemben dipake di tempat2 umum. (Dampak global warming kah? haduhh). Apakah mereka ga punya simbah atau eyang yang mengingatkan yah?? Padahal ada lohh syarat-syarat Pakaian yang Memenuhi Rasa Keindahan, Peradaban, dan Kesusilaan.
Keyh, mari kita simak. Syarat-syarat Pakaian yang Memenuhi Rasa Keindahan, Peradaban, dan Kesusilaan ialah sebagai berikut:
1. Bagian tubuh kita tertutup dengan sebaik-baiknya, kecuali bagian tubuh yang tidak perlu ditutup (kayak muka, telapak tangan)
2. Seseorang dikatakan rapi, necis jika pakaian yang ia kenakan itu nampak teratur sebagaimana mestinya, Bagian leher, kancing baju, cara memasukkan kemeja pada orang laki2, semua serba teratur rapi.
3. Berpakaian di samping harus rapi hendaklah pula mengingat keharmonisan dan keserasian. artinya baik warna potongan pakaian yang dikenakan hendaklah selalu tampak atau memberi kesan harmonis.
4. Berpakaian hendaklah selalu disesuaikan dengan waktu, tempat dan keperluan.
Dengan demikian pakaian pesta, pakaian untuk tamasya, pakaian untuk keperluan melawat orang kesusahan, pakaian pagi, pakaian sore, dll hendaklah selalu memperoleh perhatian dan selalu disesuaikan.

Resep Masakan: Kakap Bakar n Gudeg Jogja

Wahh tumben banget nih, aku mau masak. Biasanya aku paling males bau bawang. Tau ga, tadi aku masak kakap bakar lohhh. Trus sama Gudeg djogdja, euy.
Nah, biar ga mubadzir niy aku mu share resep masakannya.

Untuk sayur Gudeg

Bahan:
Nangka muda, telur, separo ayam sedang, 1/2 butir kelapa, 3 lembar daun jati.

Bumbu:
3 biji bawang merah, 4 siung bawang putih, 1 sendok teh ketumbar, 6 butir kemiri, 2 potong laos, 1/4 sendok teh terasi, 3 lembar daun salam, 1 sendok makan garam, 2 sendok makan gula merah, dan vitsin

Cara Memasaknya:
Rebuslah telur dan parutlah kelapa. Nangka muda dipotong-potong agak kasar setelah dicuci terlebih dahulu. kemudian rebuslah dengan daun jati, supaya timbul warna merah, sehingga lunak. Tiriskan lalu memarkan. Haluskan bumbu-bumbu kecuali daun salam dan laos. Masukkan ke dalam panci bersama santan, potongan ikan ayam dan nangka muda yang telah memar. Tambahkan daun salam dan laos. rebus terus hingga santannya habis.
Terakhir, masukkan telur rebus yang telah dikupas, ditambah santan kental dan rebuslah hingga santan habis.


Resep Ikan Kakap Bakar

Bahan:
1 kg ikan kakap

Bumbu:
Ketumbar secukupnya, 5 siung bawang putih, jeruk nipis (untuk menghilangkan bau amis), gula jawa merah

Cara Memasaknya:
Haluskan bumbu tersebut, masukkan bumbu beserta gula merah ke dalam wajan dengan ditambahkan air. Bubuhkan jeruk nipis. Tunggu hingga air habis.
Panggang dan siap dihidangkan

Selamat mencoba yahhhh...Met Makan

Rabu, 13 Mei 2009

Gimana Cara Enjoy dalam Melakukan Sesuatu

"Dek, kapan wisuda?" Ini dia yang selalu ditanyakan sama oangtuaku, pacarku, sobat2ku.. Harus termotivasi lewat ini, tapi malah jadi beban.. aw, ga 'dioyak-oyak' ajah udah terbebani dengan skripsi apalagi digituin (Manusiawi banget). Kalau ternyata kita mengeluhkan hal tersebut berarti secara psikologis belum enjoy dengan apa yang dilakukan.

So, bagaimana cara kita supaya bisa enjoy dalam melakukan suatu hal?
1. Niatkan ibadah
Yang dimaksud ibadah yaitu mengerjakan sesuatu kebaikan dengan niat hanya karena mengharapkan ridho Allah SWT semata. Caranya ialah dengan menanyakan pada diri Anda masing-masing, Apakah sesuatu hal yang Anda kerjakan tersebut adalah keinginan Tuhan?
2. Ikhlas
Mari kita breakdown apa hakikat ikhlas itu. Ikhlas ialah melakukan segala sesuatu dengan dengan senang hati, apakah pekerjaan itu sulit atau mudah. Mood yang menyenangkan akan membuat pekerjaan Anda terasa ringan.
3. Terapkan sistem rewards n punishment
Beri rewards atau hadiah jika pekerjaan Anda berhasil diselesaikan dengan baik dan memuaskan sesuai dateline, sebagai penguat (reinforcement) untuk memunculkan kembali tingkah laku tersebut.
Beri punishment atau hukuman jika Anda gagal melakukan pekerjaan terasebut.
Hal ini supaya tingkah laku seperti ini tidak muncul kembali.
(Hal ini seperti nadzar pada diri Anda).
4. Pastikan Anda tersenyum.
Beberapa jurnal penelitian menyebutkan bahwa senyum dapat mengalirkan energi
positif dalam diri Anda. Hanya dengan senyuman efeknya sangat besar pada
sistem syaraf kita. So, keep smiling!

Okeyh, segitu mungkin yang bisa aku share kan. Kalau ada tambahan bisa lewat comment atau emailku. Ganbate!

Senin, 11 Mei 2009

DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP ANAK

Dampak Perceraian terhadap Anak

1. Reaksi berbeda

a. Reaksi anak berbeda-beda terhadap pereceraian orang tuanya. Semua tergantung umur, intensitas, serta lamanya konflik yang berlangsung sebelum terjadinya perceraian. Setiap anak menanggung kadar yang berbeda-beda.

b. Anak yang yang orang tuanya bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya merasa ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu.

c. Bagi anak-anak perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan kehidupan mereka è munculnya rasa cemas masa kini dan masa depannya è anak merasa menderita

2. Akibat emosional

a. Dalam suatu perceraian orang tua mencurahkan seluruh waktu dan uangnya untuk saling bertikai.

b. Mereka hanya memiliki waktu atau usaha untuk mengurangi akibat emosional yang menimpa anak-anaknya.

3. Sampai dua tahun

a. Dua tahun pertama setelah terjadinya perceraian merupakan masa-masa yang amat sulit bagi anak. Mereka biasanya kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa kasus ada yang bunuh diri (Bugeiski dan Graziano) (dalam www.kompas.com).

b. Anak-anak yang orang tuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stress akibat perceraian tersebut, seperti insomnia, kehilangan nafsu makan, dan beberapa penyakit kulit.

4. Takut menjalin hubungan

a. Tidak pede dan takut menjalin kedekatan (intimacy) dengan lawan jenis è karena menganggapnya sama dengan ayah dan ibunya yang telah menghancurkan keluarganya è pacaran—putus, pacaran—putus.

b. Anak menjadi apatis è menarik diri atau sebaliknya

c. Self-esteem anak turun. rasa bersalah sangat besar, dendam pada orang tuanya è narkoba, alcohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk bunuh diri.

5. Anak merendahkan salah satu orang tua

a. Tidak ada rasa percaya pada orang tua.

b. Terlalu mengidentifikasi salah satu orang tua.

Tinjauan Psikologis

Tumbuh kembang anak seutuhnya dipengaruhi oleh empat factor yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Hawari, 1997), yaitu:

1. Faktor organobiologik

è Perkembangan mental intelektual dan mental emosional

è Pada kasus perceraian orang tua faktor ini kurang terpenuhi pada anak.

2. Faktor psiko- edukatif

è Unsur utamanya adalah kasih sayang

è Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi keluarga mempunyai risiko lebih besar untuk terganggu tumbuhkembang jiwanya è karena kurangnya curahan kasih sayang orang tua karena perceraian.

3. Faktor social-budaya

è Dampak anti social anak atas perceraian orang tua mereka è hal ini sangat bertolak belakang dengan poin ini.

4. Faktor spiritual

è Orang tua mempunyai tanggung jawab besar terhadap tumbuh kembang anak agar bila dewasa kelak berilmu dan beriman.

Perceraian senantiasa memberi dampak yang negatif. Berawal dari hal tersebut, maka perlu dicari usaha-usaha untuk menanggulanginya.

Hal-hal sebaiknya dilakukan orangtua yang akan atau telah bercerai agar tak terlalu berdampak negatif pada anak:

1. Sejak awal, kalau bisa libatkan anak dalam proses perceraian. Paling tidak, anak akan merasa didengarkan, tidak hanya menerima perceraian orangtuanya secara tiba-tiba.

2. Jika perceraian terjadi, usahakan me-maintain rutinitas keluarga tetap seperti sediakala. Misalnya, tetap berkumpul bersama. Usahakan situasi tidak hilang begitu atau berubah total. Buatlah masa-masa transisi yang smooth, supaya anak juga bisa merasakan, 'Oh, mereka sudah tidak bersatu lagi tapi mereka masih sayang sama saya, saya juga masih bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan dari mereka.'

3. Jangan ingkar janji. Kalau memang pernah berjanji untuk tetap selalu bertemu anak setelah perceraian, penuhi itu. Ini akan membangun rasa percaya (trust) anak pada orangtua. Ingat, tidak ada yang namanya bekas anak atau bekas orangtua.

4. Sebisa mungkin lebih terlibat dengan kegiatan sekolah anak, serta memberi dukungan yang dibutuhkan anak. Mungkin anak punya ketakutan, 'Wah nanti saya enggak bisa dijemput Papa-Mama lagi,' dan sebagainya.

5. Hindari pertentangan. Anak-anak sudah cukup menderita karena perceraian orangtuanya, jadi jangan tambah beban mereka dengan menentang mereka. Misalnya, salah satu orangtua merasa anak malah membela salah satu pihak, dan kemudian menyalahkan anak. Rasa marah, tak setuju, kecewa, itu merupakan proses anak dalam menghadapi perceraian orangtuanya. Justru anak harus dibantu mengungkapkan itu secara positif supaya tidak salah mengungkapkan.

6. Kalau memang perlu, libatkan dukungan pihak ketiga, misalnya kakek-nenek dalam masa transisi. Dan kalau memang merasa tak mampu mengatasi sendiri, berkonsultasilah dengan profesional.

(Hasto Prianggoro) (dalam www.tabloidnova.com)

Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan (sikap) orangtua orangtua agar anak sukses beradaptasi, jika perpisahan atau perceraian terpaksa dilakukan (dalam www.ums.ac.id) adalah :

1. Begitu perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segeralah memberi tahu anak bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya, bahwa nanti anak tidak lagi tinggal bersama mama dan papa, tapi hanya dengan salah satunya.

2. Sebelum berpisah, ajaklah anak untuk melihat tempat tinggal yang baru (jika harus pindah rumah). Kalau anak akan tinggal bersama kakek dan nenek, maka kunjungan ke kakek dan nenek mulai dipersering. Kalau ayah/ibu keluar dari rumah dan tinggal sendiri, anak juga bisa mulai diajak untuk melihat calon rumah baru ayah/ibunya.

3. Di luar perubahan yang terjadi karena perceraian, usahakan agar sisi-sisi lain dan kegiatan rutin sehari-hari si anak tidak berubah. Misalnya, tetap mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi jalan-jalan.

4. Jelaskan kepada anak tentang perceraian tersebut. Jangan menganggap anak sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa, jelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak bertambah besar.

5. Jelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah si anak.

6. Anak perlu selalu diyakinkan bahwa sekalipun orangtua bercerai tapi mereka tetap mencintai anak. Ini sangat penting dilakukan terutama dari orangtua yang pergi, dengan cara berkunjung, menelepon, mengirim surat atau kartu. Buatlah si anak tahu bahwa dirinya selalu diingat dan ada di hati orangtuanya.

7. Orangtua yang pergi, meyakinkan anak kalau ia menyetujui anak tinggal dengan orangtua yang tinggal, dan menyemangati anak agar menyukai tinggal bersama orangtuanya itu.

8. Orangtua yang tinggal bersama anak, memperbolehkan anak bertemu dengan orangtua yang pergi, meyakinkan anak bahwa dia menyetujui pertemuan tersebut dan menyemangati anak untuk menyukai pertemuan tersebut.

9. Kedua orangtua, merancang rencana pertemuan yang rutin, pasti, terprediksi dan konsisten antara anak dan orangtua yang pergi. Kalau anak sudah mulai beradaptasi dengan perceraian, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan fleksibel. Penting buat anak untuk tetap bisa bertemu dengan kedua orangtuanya. Tetap bertemu dengan kedua orangtua membuat anak percaya bahwa ia dikasihi dan diinginkan. Kebanyakan anak yang membawa hingga dewasa perasaan-perasaan ditolak dan tidak berharga adalah akibat kehilangan kontak dengan orangtua yang pergi.

10. Tidak saling mengkritik atau menjelekkan salah satu pihak orangtua di depan anak.

11. Tidak menempatkan anak di tengah-tengah konflik. Misalnya dengan menjadikan anak sebagai pembawa pesan antar-kedua orangtua, menyuruh anak berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada satu orangtua saja. Anak menyayangi kedua orangtuanya, menempatkannya di tengah konflik akan membuatnya bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan.

12. Tidak menjadikan anak sebagai senjata untuk menekan pihak lain demi membela dan mempertahankan diri sendiri. Misalnya mengancam pihak yang pergi untuk tidak boleh lagi bertemu dengan anak kalau tidak memberikan tunjangan; atau tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anak supaya pihak yang pergi merasa sakit hati, sebagai usaha membalas dendam.

13. Tetap mengasuh anak bersama-sama dengan mengenyampingkan perselisihan.

14. Memperkenankan anak untuk mengekspresikan emosinya. Beresponslah terhadap emosi anak dengan kasih sayang, bukan dengan kemarahan atau celaan. Anak mungkin bingung dan bertanya, biarkan mereka bertanya, jawablah pertanyaan tersebut baik-baik, dan bukan mengatakan "anak kecil mau tahu saja urusan ayah-ibu"