sedikit celah;

sedikit celah; layaknya jendela untuk kau lebih jauh mengenalku...

Rabu, 24 September 2008

Mengelola AMARAH

"Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas system saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga tidak". (DAVIDOFF)
Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan, atau melempar sesuatu yang biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut disalurkan  terjadi perilaku agresi. Bisa dikatakan bahwa agresi adalah respon terhadap marah.
Selanjutnya faktor penyebab mengapa seseorang menjadi marah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah hal-hal yang datang dari luar diri sang individu. Contohnya, marah kepada atasan atau bawahan, bisa menjadi marah karena terjebak macet atau tertunda jadwal penerbangan. Disamping hal-hal eksternal tersebut, kemarahan juga dapat disebabkan oleh adanya factor-faktor yang ada di dalam diri individu. Dengan kata lain ada unfinished business yang bisa memicu untuk marah. Contohnya, kekhuatiran terhadap suatu hal tertentu, ketidakmampuan dalam berinteraksi, adanya pengalaman traumatic atau pun kenangan pahit di masa lalu.
Amarah adalah salah satu bentuk emosi manusia yang sepenuhnya bersifat normal dan sehat. Setiap individu pernah marah dengan berbagai alasan. Meski merupakan suatu hal yang wajar dan sehat, namun jika tidak dikendalikan dengan tepat dan bersifat destruktif, maka amarah akan berpotensi besar untuk menimbulkan masalah baru, seperti masalah di tempat kerja, di keluarga, atau pun hubungan interpersonal.
Cara-cara mengelola kemarahan, antara lain:
1. Self-controlling / pengendalian diri
Terdapat dalam Surat Ali-'Imron ayat 134:
"(yaitu) orang-orang yang menderma dalam waktu senang dan susah dan orang-orang yang menahan marah dan memberi maaf manusia"
Dari penafsiran ayat tersebut, terlihat mengenai tingkat-tingkat kenaikan taqwa seorang mu'min. Pertama, mereka pemurah, baik dalam waktu lapang maupun susah. Artinya, kaya ataupun miskin bejiwa dermawan. Naik setingkat lagi, yaitu pandai menahan marah. Tetapi bukan tidak ada marah. Karena orang yang tidak ada rasa marahnya melihat yang salah, adalah orang yang tidak berperasaan. Yang dikendaki di sini, ialah kesanggupan mengendalikan diri (self-controlling) ketika marah. Ia menahan diri sehingga tidak mencetuskan kata-kata buruk atau perbuatan negative (hal-hal yang mengarah pada kemarahan/agresi). Ini adalah tingkat dasar. Kemudian naik setingkat lagi, yaitu memberi maaf yang diiringi dengan berbuat baik, khususnya kepada orang yang nyaris dimarahi dan dimaafkan itu.
2. Sabar
Dalam Surat Ali'imron ayat 200
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkan kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertawakallah kepada Allah supaya kamu beruntung." Sabar sendiri bermakna menahan diri, tetapi lebih pada penguatan diri. Seorang sabar akan menahan diri. Untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai apa yang diharapkan.
Kemampuan bersabar bagi manusia diakui oleh pakar-pakar ilmu jiwa. Bahkan FREUD misalnya, berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak disenanginya, dan mendapat kenikmatan di balik itu. Jadi bisa pula mencegah prilaku agresi.
3. Berwudhu'
Esensi dari wudhu tidak sekedar membasuh/ membersihkan muka, kedua tangan, sebagian rambut sampai telinga, dan kedua kaki hingga mata kaki (secara lahiriah saja). Namun, yang dibasuh/ yang dibersihkan adalah jiwa/ ruh kita misalnya dari amarah yang sebelumnya menempel pada diri, dll. Sebelum shalat, setiap muslim diwajibkan berwudhu. Diharapkan saat menghadap Allah, kita bersih badan dan jiwa.
Rasionalnya untuk orang umum, berwudhu menggunakan air, sementara air itu dingin. Air yang karena dingin itu menyentuh muka (yang memacu system syaraf otak untuk menjadi kendor). Padahal marah adalah karena system saraf itu tegang. Jadi wudhu bisa mengendalikan amarah.
JOHANES PAPU mengemukakan pula cara-cara menahan amarah, ialah:
4. Relaksasi
Melakukan relaksasi terbukti dapat membuat seseorang menjadi tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang kurang menyenangkan/ penuh tekanan. Misalnya, dengan menarik napas dalam-dalam, membaca Alqur'an, menyebut nama Allah, bertasbih, dll.
5. Humor
Sedikit senyum dan tertawa akan menghilangkan kemarahan. Dalam Hadist, Rosulullah bersabda, "Senyumlah kamu ke wajah saudaramu, karena senyum itu ibadah". Merasakan sejuknya senyuman pun bisa mengendalikan amarah.
6. Mengubah cara pandang
Individu yang sedang marah cenderung mengumpat, mengutuk menyumpah dan mengucapkan berbagai kata-kata yang menggambarkan perasaan di dalam hatinya. Ketika sedang marah maka pikiran dan tindakan bisa menjadi berlebih-lebihan dan dramatis. Oleh karena itu, mencoba mengubah dengan tidak bersu'udzon terhadap apa yang terjadi.
7. Menyelesaikan masalah secara tuntas
Menyelesaikan masalah sesegera mungkin dan tuntas. Dengan berkurangnya beban psikologis dalam diri, maka kemungkinan menjadi marah pun berkurang.
8. Melatih cara berkomunikasi
Dalam banyak kasus orang menjadi marah karena kegagalan berkomunikasi. Ajaran Islam memberitahu mu'amalah dan mu'asyaroh.
Muamalah, bagaimana berkomunikasi antar sesama. Sedangkan mu'asyaroh, berkomunikasi yang sesuai dengan porsinya. Jadi dengan muamallah bil ma'rat hingga kita tau kedudukan dan porsi masing-masing individu. Jadi dapat pula mencegah adanya amarah.
9. Mengubah lingkungan
10. Melakukan konseling
Setiap individu memiliki sumber daya yang berbeda dalam menghadapi suatu situasi yang penuh tekanan, maka ketika merasa tidak mampu lagi mengendalikan amarah ada baiknya melakukan konseling dengan psikolog, ataupun terapi rohani lewat agama kepada agamawan, dll.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar, Emotional Spiritual Question, 2001. Jakarta: Penerbit Arga
Atkinson, Rita L, dkk, Pengantar Psikologi, 1983. Jakarta: Erlangga
Hamka, Prof, Dr, Tafsir Al-Azhar Juzu' IV, 1983. Jakarta: Penerbit Pustaka Panjimas
Sahil, Azharuddin, Indeks Alqur'an, 1996. Bandung: Penerbit Mizan
Shihab, M.Qurraisy, Tafsir Al-Mishbah vol 2, 2000. Ciputat: Penerbit Lentera Hati
http: // e-psikologi.com. April 28, 2006

Kamis, 18 September 2008

Menangnya Pelacur dan Wanita Simpanan

Kemarin pas kuliah Psikologi Seks tuhh, Nifa dapet niyy pengetahuan baru banyakk banget dari dr.Istar. yahhh, salah satunya yaitu tentang menangnya pelacur dan wanita simpanan. Musti diketahui negh oleh para ibu-ibu ataupun calon Ibu.. hehe.

1. Pelacur dan Wanita Simpanan itu tidak pernah marah
Urghh..jauh berbeda dengan istri yang dirumah mungkin kurang sabar. Sedikit-sedikit mengeluh bahkan marah-marah. Jadi supaya suami kita tidak selingkuh, kita musti sabar dalam segala hal. Lagi pula ga ada ruginya kuq menjadi Ibu yang sabar itu. Disamping disayang Tuhan dan suami, bagaimanapun orang tua adalah "role model" bagi anak. Prilaku orang tua itu cenderung ditiru oleh anak.

2. Mengerti apa yang diinginkan suami tanpa diminta
Wanita simpanan lebih ngerti "gesture" (bahasa tubuh), keinginan atau "will", bahkan apa yang menjadi kebutuhan (needs) suami anda.

Maka dari itu buw.. introspeksi selalu yaghhh agar suami tag berpaling ke pelukan wanita lain...walaaa walaaaa...

Hhhhh,,, na'udzubillah.

Rabu, 10 September 2008

USA...11sept2008

mz'qyue mu balik ke usa. Hiks.. I'll mizz U, bro.

ouw la la. kuq sedih gini yagh? (jangan-jangan??) wuwuwuwuwu,gag mungkin arghh.
nif says tenxqiu 4 evrything.
uwww dasar tin tin.

yaaa, sejauh apa pun jarak kita
selama apapun kita tak berjumpa
tapi kita tetap menatap LANGIT yang sama
kar'na sebenarnya kita tak pernah jauhhh..
(de' riztie pinjem kata2 u)

ocKe..ati2 yaghhh di sana tetep dipertahankan iman nya seperti di Indo.
aku percaya ma qmyue, tintin. hehehe. Take care pf ur self

Ramadhan..

attantion wad temen2 psikologi UNS semua angkatan.. uh'mm, besok hari kamis (11 september 2008) tuhh yak da buber lohh di kampuz gitcyue... nagh, yang ngisi ada PR IV UNS.

Tapi... nifa gag isa dateng neuh, cozz lagie.... (rahasia). maaph yagh gag isa turut meramaikan ngabuburit n buber xan. gpp yahh..

euy, niy agie nunggu MKP Psikologi Sex (wawh, napa jugaqyue ambil?) Penting bo'.. hehehe

upzt, ngomong-ngomong...ada yang perlu diomongin gag yaaa?
yea sutra laa tetep jaga puasa, choy! Moga Allah meridhoi puasa kita di bulan yang penuh berkah ini. uhmm..

I love Ramadhan