sedikit celah;

sedikit celah; layaknya jendela untuk kau lebih jauh mengenalku...

Senin, 10 November 2008

Tak Bisakah....diaryku?

Tak lagi kujunjung kesetiaan, toh pada akhirnya aku dikhianati. Suatu ungkapan aku tak pernah tau satu kebenarannya. Kosongnya hati ini menorehkan luka yang tajam di setiap manusia. Cinta yang tak pernah kutemukan muaranya. Antara ada, tiada.. antara pudar dan pekat.. antara gelap dan terang. Yang semuanya hanya berjalan beriringan berselang dan berganti satu sama lain. Apa yang ia rasakan, apa yang aku rasakan… Mungkin hanyalah kefanaan. Haruskah dipercaya?
Terhenti dan tergerak untuk bernafas kembali. Tak pernah kudapatkan suatu yang berarti. Lalu kutarik sebuah garis dengan mempertemukan titik hati kita. Tapi tiap kali hampir tersambung, nyaris terjalin meski diujungnya kata-kata putus itu terlontar dari mulut ini.
Barangkali hanya itu yang kita peroleh. Kesetiaan jiwa meletakkan janji kita berdua. Bukan untuk saling memiliki, kita sama-sama ikhlas. Bukan TTM, HTS, tapi mungkin suatu hal yang ahhh..aku pun ga tau pasti.
Kapankah dunia berpihak pada kita?
Kadang juga hanya menimbulkan beban terberat dibalik keindahan kecil. Mencoba berpaling dan tak acuh tapi selalu saja ia datang. Aku merasa dikejar kesalahan yang sekelumitnya tiada yang peduli. Aku yang selalu memungkiri hal yang semestinya nyata ada pada kita. Lima kali berdentang tanpa kuberi jawaban. Berkali-kali ia hadir,, eh, kutelantarkan!
Dan sekarang.. rasa yang berkecamuk menjadikan ku yakin datangnya karma. Aku pantas mendapatkannya. Angkuhnya pendirianku. Kolotnya orang tuaku. Semuanya rikuh. Apapun yang berhubungan dengan cinta.
Aku terpana saat tatapan itu tajam tertuju padaku. Saat itu aku masih gadis yang sangat ranum (habis masih SMA cih). Awalnya aku hanya menganggap biasa saja..tapi waktu membuat kita semakin dekat. Aneh, hatiku mulai terbuka untuk Ariel saat ia curahkan perasaanya dan! Aku ditembak untuk kesekian kalinya.
Tau apa aku? Aku sendiri saja tak pernah menyadari kalo rasa itu juga ada padaku. Aku tak pernah sanggup tuk menerima cintanya. Aku menolaknya. Entah kenapa.. barangkali karena aku seorang yang amat penurut pada ayah bunda. Mereka belum mengizinkan aku pacaran pas esema. Gimana ini yaa.. Ariel bahkan bersedia menungguku sampai kapanpun. Gila. Apa maksudnya. Bukankah sebentar lagi gelar Arsitek ia sandang, kenapa mesti pilihan itu adalah aku. Pernah suatu ketika kubertanya. Hanya kamu, fha.. Terlanjur sudah hati ku terpecah, kaget. Apa aku harus percaya. Ah, enggak. Tapi, berulang dia berkeberanian untuk menanti. Terserah. Yang pasti aku belum pernah memikirkan cinta sebagai suatu yang serius.
Namun aku perempuan. Yang suka disanjung, diberi perhatian lebih, dicintai, disayangi, dan apapun. Sapai detik ini dia terus dan selalu telaten. Sangat kagum aku pada pendirian cintanya. ia menunggu. Menungguku. Tak salah lagi. Lalu apakah itu dinamakan cinta sejatinya. Selalu batin ku bertanya-tanya. Aku pasti teramat menyiksanya. Kenapa ga dari dulu kita jalan.. Entahlah, aku selalu membuang jauh-jauh rasa padanya. Mungkin karena aku terlanjur menganggap dia seperti kakak kandungku. Ya, karena akupun merasakan kedekatan kita. Aku tak pernah ikuti kata hatiku yang menjerit-jerit karena cintanya. Sebenarnya, sangat, aku sangat mencintanya. Tapi aku takut n ga pernah siap dengan suatu kehilangan. Ya Tuhan, itu bukan solusi. Kenapa aku tak pernah mau mencoba.. Lagi-lagi karna aku takut, aku takut sifat asliku muncul. Yang mengagungkan kesetiaan. Ya, aku punya prinsip, cinta n sayang hanya untuk seorang lelaki. Pacaran sekali aja udah gitu married. Planning sih ntar kalo dah kul tingkat empat, kan lumayan pas kalo toh kudu married. Mungkin asiik.
Kuhembuskan nafas.. ku berbalik ke prinsip ku. Kesetiaan. Siapa yang ga klepek-klepek dengan sebuah kesetiaan yaah.. meski belum tentu di baliknya ada suatu kepalsuan. Ku tlah jatuh cinta pada kesetiaan Ariel.. Yea udah, aku beranikan kasih lampu ijo ke Ariel. Terbukti kan kalo cinta itu buta. Eh'm.
Suatu malam yang dirundung gerimis. Kita jalan bareng. Dari situ aku kasi jawaban. "oke,kita backstreet!"
……….apakah itu solusi…? Dari situlah, aku melakukan kesalahan. Tak bisakah, kita memperbaikinya bersama-sama..?


(terinspirasi oleh lagune peterpan.hehehe)

Kado kecilku untuk orang-orang terdekat, yang selalu kurasakan arti hadirnya. Thanks banget tuk temen2 yang udah baek banget ma knefh. Luv U all.

Tidak ada komentar: